...
Komisiner & Sekjen Komnas Perempuan

Komisioner 2020-2024

...
Maria Ulfah Anshor

Adalah salah satu Komisioner Komnas Perempuan terpilih untuk periode 2020-2025. Pernah menjadi Ketua Komisioner pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2010-2012 dan sebagai anggota Komisioner KPAI selama dua periode pada 2010-2014, dan 2014-2017. Sebelumnya sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Pemilu 2004, periode 2004-2009, dan Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia (2008-2009).

Konsultan pada beberapa lembaga, antara lain: Konsultan Senior Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2) untuk membantu Bappenas dalam Penyusunan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (1 Juli - 15 November 2019); Konsultan Individual pada UNFPA untuk mengkonsolidasikan Laporan Kualitatif dan Kuantitatif Studi FGM/C oleh Komnas Perempuan dan PSK UGM dan Policy Brief Pencegahan Praktik-praktik Membahayakan (P2GP/FGM-C) (Agustus-Oktober 2017); Konsultan Individu di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP PA) untuk Pembuatan Panduan Sosialisasi dan Advokasi Pencegahan Praktik Sunat Perempuan kepada Tokoh Agama (April-Oktober 2017); Sebagai anggota tim ahli untuk Verifikasi Lapangan Kota Layak Anak (2016-2018).

Di lingkungan akademik, sebagai dosen tetap di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Fakultas Islam Nusantara, pada program Magister dan Doktoral untuk mata kuliyah Studi Islam Indonesia Kontemporer dan Gender (2017-sekarang). Selain itu, sebagai dosen tamu untuk mata kuliah terkait isu sosial, perempuan dan perlindungan anak di beberapa universitas. Sebelumnya sebagai dosen di Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta untuk Mata Kuliah tafsir al-ahkam (Hukum Islam) di S1 (1995-2010) dan di S2 untuk Mata Kuliah Tafsir Hadis tentang Pendidikan Anak (2018-2019).

Dalam pengabdian masyarakat: sebagai Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI), periode 2012-2017 dan periode 2017-2022. Sebelumnya, salah satu anggota Tim Penggagas dan anggota Majlis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) untuk Keadilan, Kebangsaan dan Kemanusiaan (2017-2022); Anggota Dewan Pengawas Fahmina Institute (2013-2018); Wakil Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU, Anggota Pengurus Rahima (Perhimpunan Rahima, Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-Hak Perempuan), salah satu Pendiri dan Anggota Dewan Kebijakan Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) periode 2010-2015 dan Periode 2015-2020. salah satu Pendiri dan Sekretaris Jenderal ALIMAT (Ulama Perempuan) Untuk Keadilan Perempuan dalam Keluarga (2009-2015), sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU,dua periode pada 2000-2005 dan 2005-2010.

Buku-bukunya yang sudah terbit antara lain: Memutus Rantai Ketidakadilan Global Bagi Pengasuhan Anak TKIP (Disertasi), Yayasan Obor, 2017. Parenting With Love, Mizan, 2010. Expressing Islam; Relegious Life and Politics in Indonesia (contributor), edited by Greg Fealy and Sally White, published jointly with The Indonesia Project of The Research School of Pacific & Asian Studies, The Australian National University, 2008. Becoming an Indonesian (contributor writer), edited by Komaruddin Hidayat dan Moh. Gaus, Yayasan Bhimantara, 2007. Wacana Politik Perempuan Pesantren, Fahmina Institute, 2006). Fikih Aborsi (Tesis): Diskursus untuk Pemberdayaan hak reproduksi perempuan (edisi Bahasa Indonesia & Inggris), Kompas kerjasama dengan Fatayat NU dan The Ford Foundation, 2006 dan 2009.

...
Mariana Amiruddin

Mariana Amiruddin, M.Hum. Lahir di Jakarta, 14 Maret 1976. Mariana lulus sebagai Magister Humaniora Paskasarjana di Universitas Indonesia (UI) Program Kajian Wanita (Kajian Gender) tahun 2000, dan sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Hubungan Internasional di Universitas Jayabaya Jakarta. Pernah bekerja sebagai jurnalis dan kemudian menjabat sebagai Pemimpin Redaksi sekaligus Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan periode 2008-2012. Bersama sejumlah aktivis organisasi perempuan lainnya, Mariana mendirikan Aliansi Laki-laki Baru, sebuah aliansi yang terbentuk atas gagasan laki-laki perlu dilibatkan dalam gerakan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Gerakan ini lahir dari para aktivis dari tiga organisasi yaitu Jurnal Perempuan, Rifka Annisa, dan Yayasan Pulih. Mariana juga menerbitkan buku dan video panduan “Understanding Gender,” bekerjasama dengan GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit).

Karya-karya yang telah dipublikasi berupa buku, esai, cerpen dan artikel baik di surat kabar, majalah dan jurnal diantaranya: Buku “Perempuan Menolak Tabu; Hermeneutika, Feminisme, Sastra, dan Seks,” Penerbit Melibas, 2005. Esai “Penulisan Feminin dan Maskulin: Daya Hidup, Seks, dan narasi Kematian dalam Semangat Tubuh,” Bentara Budaya Kompas, Rabu 3 November 2004. “Filsafat Keindahan dan Feminisme,” Jurnal Warna Institute Kesenian Jakarta, April 2010. Jurnal “Politik Tubuh dalam Dunia Penulisan,” Jurnal Cipta, 2008. “Perempuan Indonesia di Masa Orde Baru,” Majalah Historia, 2012. “Revolusi Bahasa Dalam Politik Gender,” Majalah Tempo 2015.

...
Retty Ratnawati

Adalah dosen tetap dan ketua Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Dia adalah salah satu pendiri Kelompok Studi Wanita di Universitas Brawijaya (UB) yang ahirnya dikenal dengan Pusat Studi Wanita UB. Merupakan salah satu pendiri dan aktivis pada Klub Jantung Sehat Indonesia dan Yayasan Jantung Indonesia cabang Malang (1985-1999). Dia pernah menjadi anggota pengurus Yayasan Gerontologi Abiyasa cabang Malang (19901995). Kemudian dia bergabung dengan Yayasan Pengembangan Pesedesaan Malang (1990-1996). Dia pernah menjadi konsultan Women in Development pada Proyek Pertanian Lahan Kering di Jawa Timur (1992-1993 funded by IFAD). Bersama dengan bu Sri Wahyuningsih SH, MPd menginisiasi terbentuknya Women Crisis Centre Dian Mutiara di Malang dan tetap aktif hingga sekarang. Menjadi konsultan dan tim monevin pada Koalisi Perempuan untuk Kepemimpinan (KPuK) di Malang sejak 2018 sampai dengan sekarang.

Passion Retty mengurus perempuan dan permasalahannya dipicu oleh pertemuannya dengan seorang perempuan yang menggunakan pil KB sebagai bedak, saat Retty menjadi mahasiswa tingkat 2 di Fakultas Kedokteran, yang ahirnya lulus menjadi dokter umum tahun 1983 dari Universitas Airlangga. Kemudian dia mendapatkan gelar Master of Science (in Medical Physiology) dari Faculty of Science, Queensland University tahun 1990, dan menyelesaikan S3 tahun 2007 di Universitas Airlangga dengan judul disertasi: Efek genomik dan non-genomik 17-estradiol pada kontraktilitas pembuluh darah dengan endotel normal dan endotel disfungsi. [Studi pada cincin aorta marmoot betina dan kultur sel endotel manusia (Human Umbilical Vein Endothelial Cells culture)]. Exposure Study yang pernah dilakukan pada SEWA di Ahmadabad India tahun 1991.

Dia menjadi salah satu anggota tim yang berhasil memasukkan konsep ‘Kemitrasejajaran pria dan wanita’ dalam GBHN periode 1993-1998. Dia selain menjadi ketua Ikatan Ahli Faal Indonesia cabang Malang, dia juga menjadi anggota International Women Medical Doctor Association. Dia seringkali menjadi narasumber untuk bedah buku, seminar dan lokakarya pada isu: Gender dan Kesehatan, Mekanisme promosi dan Kekerasan pada perempuan dan anak berbasis gender dan ‘power’, Gender- Kesehatan dan Agama Islam.

Dia merupakan salah seorang dosen senior yang menginisiasi berdirinya Program Magister Kajian Gender di Universitas Brawijaya (2008). Selain itu, dia yang juga menginisiasi Mata Kuliah: Gender dan HAM pada asuhan kebidanan bagi mahasiswa kebidanan program S1 dan S2 di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

...
Veryanto Sitohang

Veryanto Sitohang lahir dan besar di Sidikalang, Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Bersama aktivis muda lainnya mendirikan Aliansi Sumut Bersatu (ASB) pada tahun 2006. Sejak tahun 2006 hingga sekarang Veryanto Sitohang dipercaya menjadi Direktur Eksekutif ASB. ASB menjadi tempatnya belajar tentang pluralisme hingga aktif mendampingi korban-korban intoleransi dan konsisten melakukan upaya-upaya merawat dan mempertahankan keberagaman di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.

Aktivitas penguatan masyarakat sipil dimulai sejak tahun 2000 di PESADA, NGO/ORNOP yang concern untuk penguatan perempuan dan anak hingga tahun 2004 dengan posisi terakhir sebagai Program Manager. Di tahun 2004, Veryanto Sitohang juga menjadi salah satu Pendiri dan Pengurus Lembaga Kajian dan Advokasi Kebijakan (LKAN), ORNOP/NGO di Kabupaten Dairi yang focus untuk kebijakan khususnya tentang anggaran. Masih di tahun 2004, Veryanto Sitohang juga salah seorang pendiri dan menjadi Direktur Eksekutif Pusat Pendidikan dan Advokasi Masyarakat Marginal (Perkumpulan PEDULI), lembaga yang concern untuk issu perempuan hingga tahun 2009. Veryanto Sitohang juga sering diminta menjadi Fasilitator, Moderator dan Narasumber di berbagai Pelatihan, Seminar maupun Diskusi. Materi yang diminta disampaikannya umumnya tentang Gender, Feminisme, Politik, Pluralisme, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perencanaan Strategis dan pengembangan masyarakat oleh berbagai organisasi masyarakat, NGO/ORNOP, lembaga keagamaan maupun pemerintah mulai di tingkat desa hingga nasional. Selain itu, Veryanto Sitohang juga kerap mendampingi dan memberikan konseling untuk perempuan korban kekerasan.