...
Pemetaan, Kajian, & Prosiding
Makalah Peringatan 21 Tahun Mei 98 Komnas Perempuan (16 Mei 2019, Gedung Juang 45) : “Perempuan dan Gerakan Sosial di Indonesia”

Gerakan sosial sejak sebelum reformasi hingga kini tidak dapat melepaskan peran besar gerakan perempuan. Apa yang disebut “people power” atau kekuatan rakyat pada waktu itu tidak hanya narasi yang menggambarkan tentang “massa yang berkumpul”, melainkan masyarakat baik kelompok, individu, akademisi, aktivis, ikut mengambil peran. Kelompok perempuan pada waktu itu menjadi bagian penting dalam Gerakan Sosial dalam narasi besar tentang “people power” tersebut. Baik dalam hal menyuarakan kepentingan perempuan dalam krisis ekonomi dan politik, maupun dalam gagasan tentang reformasi yang penting untuk melibatkan perempuan. Selain Suara Ibu Peduli, sebenarnya terdapat gerakan-gerakan yang tak tampak diliput oleh media, diantaranya pembentukan Women Crisis di berbagai daerah, terutama sejak terjadinya perkosaan massal dalam Tragedi Mei ‘98. Gerakan Sosial diantaranya pembentukan Tim Relawan untuk Kemanusiaan juga diperankan oleh para perempuan, termasuk dalam Tim Gabungan Pencari Fakta, dalam tiga tragedi bangsa pada waktu itu, yaitu kerusuhan Mei ‘98, penculikan dan penghilangan paksa, serta penembakan mahasiswa Trisakti dan Semanggi.

Dalam diskusi-diskusi tentang reformasi kita jarang menemukan nama-nama perempuan yang menjadi narasumber, dalam ide dan gagasan, dalam analisis dalam sejarah perubahan. Diskusi ini adalah salah satu upaya untuk mengintegrasikan narasi perempuan di dalam narasi sosial maupun kebangsaan. Oleh karena itu, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) terpanggil untuk mengadakan forum diskusi para aktivis perempuan, tentang peta gerakan masyarakat sipil yang di dalamnya terdapat gerakan perempuan, dalam kerangka HAM dan Demokrasi, serta kondisi masyarakat sipil, sepanjang 20 tahun reformasi, serta masalah-masalah apa saja yang kita hadapi dalam rentang dua dasawarsa tersebut. Tidak jarang di dalamnya kita akan menemukan masalah kekerasan terhadap perempuan, yang bertumpang tindih dalam situasi politik dan ekonomi.


Diskusi ini akan membawa “mau kemana gerakan sosial kita?” dan sejumlah refleksi-refleksi yang perlu kita bagi dalam rangka peringatan Mei 98 tahun ini. Hasil diskusi ini adalah awal dari rencana penerbitan buku “pemetaan gerakan masyarakat sipil dan peran Komnas Perempuan” yang akan diluncurkan ke depan sebagai dokumen penting Komnas Perempuan di tahun 2019 ini, untuk menentukan sikap secara jernih kepada pemerintahan apapun dan siapapun yang akan memimpin bangsa yang kita cintai ini.


Pertanyaan / Komentar: