...
Pemetaan, Kajian, & Prosiding
Menelusuri Labirin Pemulihan dan Perjuangan Hidup Perempuan Korban Terorisme

Pengalaman korban terdampak terorisme telah banyak diangkat oleh berbagai pihak, baik lembaga negara, organisasi masyarakat sipil, maupun komunitas penyintas. Komnas Perempuan juga memandang penting untuk melakukan pemetaan terhadap pengalaman perempuan penyintas terorisme, khususnya dalam membangun daya tahan hidup pasca mengalami peristiwa traumatis yang mendalam. Menggali pengalaman perempuan terdampak terorisme menjadi langkah krusial untuk memastikan terpenuhinya hak-hak mereka, memahami situasi khusus yang dihadapi—baik sebagai korban langsung maupun tidak langsung (sebagai istri, orang tua, dan anak)—serta menilai sejauh mana negara hadir dalam memberikan perlindungan dan pemulihan.

 

Pemetaan ini juga bertujuan untuk menggali strategi serta langkah-langkah yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga negara, baik di tingkat pemerintah pusat, daerah, maupun lembaga independen seperti Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kedua lembaga ini memiliki peran khusus dalam menjalankan upaya perlindungan serta pemenuhan hak reparasi bagi korban.

 

Melalui tulisan ini, Komnas Perempuan mengajak semua pihak untuk memahami bahwa peristiwa terorisme yang pernah terjadi di Bali, Surabaya, Poso, Sigi, dan berbagai daerah lainnya adalah tragedi yang tidak boleh terulang kembali. Kita perlu belajar dari pengalaman perempuan penyintas dan keluarganya, yang terus berjuang untuk pulih dan mempertahankan harapan di tengah penderitaan akibat aksi terorisme.


Pertanyaan / Komentar: