...
Sambutan Ketua
Sambutan Ketua pada Peringatan 26 Tahun Komnas Perempuan

Satu Suara, Wujudkan Cita-Cita:

Indonesia yang Bebas dari Kekerasan,

Indonesia yang Adil, Beradab dan Sentosa

 

Jakarta, 16 Oktober 2024

 

 

 

Selamat malam, 

 

Yang kita semua hormati dan sayangi bersama Ibu, Bapak dan kawan-kawan dalam komunitas penyintas, dan pendamping perempuan korban kekerasan 

Para pimpinan Kementerian dan lembaga 

Para sahabat dari berbagai organisasi masyarakat dan akademisi, pekerja seni, media dan lainnya, yang hadir di sini maupun secara online,

Serta yang saya banggakan seluruh keluarga besar Komnas Perempuan, terkhusus kawan-kawanKomisioner, Sekjen dan Badan Pekerja yang bertugas di periode 2020-2025

 

Salam Indonesia yang Bhinneka

 

Penuh syukur dan bahagia bahwa kita semua diberikan kesempatan oleh Sang Maha Penyayang untuk berkumpul pada malam ini untuk memperingati 26 tahun Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, atau Komnas Perempuan. 

 

Ibu, Bapak dan Rekan-rekan yang berbahagia 

 

Dua puluh enam tahun lalu, di tengah keterpurukan pasca Tragedi Mei 1998, Komnas Perempuan hadir sebagai cercah harapan untuk mendorong pemenuhan tanggung jawab negara atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. 

 

Lembaga independen pertama yang dibentuk pasca Orde Baru, sehingga menyebut dirinya putri sulung reformasi, Komnas Perempuan sarat dengan semangat pembaruan yang diejahwantahkan dalam elemen-elemen pembentuk karakter Komnas Perempuan. 

 

Melewati berbagai tantangan dan keterbatasan dari masa ke masa, dengan persoalan kekerasan terhadap perempuan yang semakin pelik, Komnas Perempuan terus tumbuh dan mengakar semakin kokoh sebagai kekuatan dalam mengupayakan pemenuhan hak-hak korban atas kebenaran, keadilan, dan pemulihan, serta jaminan tidak berulang. 

 

Sejumlah capaian penting Komnas Perempuan dapat dikelompokkan dalam 8 aspek, yaitu (i) bangunan pengetahuan tentang kekerasan terhadap perempuan, (ii) alat advokasi kebijakan, (iii)  penyikapan kasus kekerasan berbasis gender, (iv) pedoman penguatan kapasitas, (v) platform kerja sama dan peningkatan dukungan publik, (vi) akses bagi rujukan publik, dan (vii) penguatan kelembagaan. 

 

Platform kerja sama termasuk berbagai kampanye yang dikembangkan, seperti “kampanye 16 hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan”, “Indonesia itu Bhinneka”, “Mari Bicara Kebenaran”, dan Pundi Perempuan. Maupun dalam bentuk kerja sama pemantauan yang menghadirkan berbagai laporan yang mendobrak pembungkaman korban dan mendorong pemenuhan tanggung jawab negara. Dalam periode ini misalnya, buah dari kerja pemantauan bersama itu di antaranya adalah laporan tentang pelaksanaan Keadilan Restoratif di 9 Provinsi, laporan temuan awal 25 tahun pelaksanaan Konvensi Menentang Penyiksaan yang baru saja kita simak tadi pagi, dan dalam proses penyelesaian adalah pemetaan kekerasan terhadap perempuan dalam konteks krisis iklim.  

 

Komnas Perempuan juga mencatat capaian dalam bentuk (viii) rekomendasi yang ditindaklanjuti, termasuk dalam pembentukan landasan hukum baru, seperti Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT), Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), Undang-Undang Nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), kebijakan daerah terkait sistem peradilan pidana terpadu dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan (SPPT PKKTP) dan upaya harmonisasi kebijakan menyikapi kebijakan-kebijakan diskriminatif yang terbit atas nama otonomi daerah. 

 

Ibu, Bapak dan rekan-rekan yang dimuliakan 

 

Komnas Perempuan menyadari bahwa capaian-capaian tersebut adalah hasil kerja kolaboratif dengan Kementerian/Lembaga, Aparat Penegak Hukum, pemerintah daerah, lembaga layanan korban dan berbagai elemen masyarakat sipil. 

 

Karenanya, Komnas Perempuan selalu menggunakan peringatan hari jadinya untuk memberikan apresiasi kepada dedikasi dan kerja keras Perempuan Pembela HAM (PPHAM). Secara khusus, Komnas Perempuan menyusun tribute untuk rekan-rekan perempuan pembela HAM yang telah wafat. Mereka berjuang dari sektor yang beragam yang kita kenali dedikasinya. Tribute menjadi cara untuk merayakan kehidupan mereka dan untuk mempertebal komitmen bersama kita dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan. 

 

Sementara itu, pada peringatan ke-25 tahun lalu, Komnas Perempuan menggulirkan apresiasi khusus kepada organisasi-organisasi pengada layanan dan institusi lainnya yang bertahun-tahun menopang pembuatan Catatan Tahunan (CATAHU) dan bagi yang menjadi rujukan penanganan kasus yang diadukan ke Komnas Perempuan.

 

Pada tahun ini, Komnas Perempuan juga memberikan apresiasi khusus bagi pemangku kepentingan yang dalam periode 2020-2025 yang mengembangkan tonggak penting dalam koordinasi penanganan kasus, mengembangkan kebijakan yang kondusif bagi penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan mempelopori ruang aman dari kekerasan.  

 

Selamat kepada ke-26 penerima apresiasi. Semoga menjadi inspirasi bagi lebih banyak lagi terobosan-terobosan untuk membangun kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan pemenuhan hak-hak perempuan. 

 

 

Ibu, Bapak dan rekan-rekan semua, 

 

Berefleksi pada perjalanan 26 tahun, masih banyak PR dan tantangan yang harus kita selesaikan. Ini adalah komitmen kita pada penghapusan kekerasan terhadap perempuan, yang mencakup persoalan di masa lalu, kini dan juga mengantisipasi perkembangan kekerasan berbasis gender di masa depan. 

 

Semua hasil kerja, metode atau cara kerja, jaringan kerja yang terus bertumbuh, dan budaya organisasi yang menguatkan karakter Lembaga Nasional HAM dan sekaligus bagian dari gerakan sosial adalah fondasi Komnas Perempuan. Semua ini perlu dikuatkan agar Komnas Perempuan menjadi semakin efektif dan strategis dalam merespon kompleksitas persoalan kekerasan terhadap perempuan. 

 

Namun Komnas Perempuan tak mungkin kerja sendiri melainkan perlu dengan kerja bersama lintas aktor. Dengan mempererat komunikasi, koordinasi dan kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah, kita dapat mewujudkan cita-cita kita bersama: Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan; Indonesia yang adil, beradab dan sentosa.  

 

Untuk itu, guna memperkuat komitmen kita, saya ingin mengajak semua untuk berdiri dan meneriakkan: (untuk yang ingin atau perlu melakukannya sambil duduk, juga tak mengapa)

 

Satu Suara, Wujudkan Cita-cita 

Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan, 

Indonesia yang adil, beradab dan sentosa.  

 

Ibu, Bapak dan rekan-rekan terkasih, 

 

Sila duduk kembali. 

 

Saya ingin mengakhiri sambutan ini dengan mengucapkan terima kasih atas kehadiran Ibu, Bapak dan rekan-rekan semua dalam perjalanan Komnas Perempuan, dari dalam keluarga besar Komnas Perempuan, mitra-mitra yang bersama-sama dalam berbagai kerja untuk advokasi, maupun yang mengingatkan kami dari jauh. Kebersamaan dalam juang inilah yang selalu meneguhkan perjuangan kita. 

 

Apresiasi bagi Sekjen, yang memimpin persiapan peringatan 26 tahun Komnas Perempuan. Ini adalah pertama kalinya bagi sekjen saat ini, Dwi Ayu Kartikasari, memimpin kegiatan kelembagaan secara publik. Sebelumnya, Sdr. Dwi adalah badan pekerja Komnas Perempuan dalam posisi sebagai koordinator divisi pemantauan. 

 

Dalam 1,5 bulan kepemimpinannya sebagai sekjen, Sdr Dwi langsung berhadapan dengan berbagai persoalan kelembagaan Komnas Perempuan, termasuk soal kekurangan anggaran untuk gaji pegawai (yang syukurlah baru saja disetujui pemerintah untuk mengatasi kekurangannya itu), juga soal kebakaran Gedung Pola yang digadang-gadang sebagai rumah ke-2 Komnas Perempuan (karena kondisi kantor di Jl. Latuharhary tidak lagi memadai. Sebagai contoh, belum ada ruang tunggu pengauduan yang ramah korban dan anak, maupun terbatasnya akses bagi rekan-rekan yang disabilitas fisik.

  

Sekjen dengan Anggota komisi paripurna dan semua badan pekerja bekerja bersama untuk mengatasi berbagai persoalan kelembagaan. Saat ini, seperti yang Ibu, Bapak dan rekan-rekan ketahui, Komnas Perempuan juga tengah melakukan proses pemilihan komisioner untuk masa bakti 2025-2030. Mohon doa, semoga semua proses regenerasi kepemimpinan di lembaga ini, baik di level Komisioner, Sekretaris Jendral dan Badan Pekerja, akan terus menguatkan kelembagaan dan kerja Komnas Perempuan. 

 

Bila ada hal yang belum memadai atau kelalaian yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam kerja-kerja Komnas Perempuan, termasuk dalam penyelenggaraan peringatan malam ini, Komnas Perempuan menghaturkan permohonan maaf yang dalam. Jangan ragu untuk juga menyampaikan kepada kami, agar dapat menjadi catatan perbaikan di masa depan. 

 

Terakhir, atas nama pimpinan saya ingin pula menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan komisioner dan kawan-kawa badan pekerja, rekanan EO dan juru Bahasa isyarat dan semua kawan yang memungkinkan peringatan malam ini diselenggarakan. 

 

 

Atas atensi semua pada sambutan ini, saya ucapkan terima kasih. 

 

Salam Indonesia yang bhinneka

 

 

 

Andy Yentriyani 

Ketua 

 


Pertanyaan / Komentar: