...
Siaran Pers
Siaran Komnas Perempuan Memperingat Hari Pahlawan 2023

“Peran Perempuan dalam Peneguhan Identitas Kebangsaan”

 

Jakarta, 10 November 2023

 

Komnas Perempuan mengajak segenap bangsa Indonesia untuk tunduk sejenak memberikan penghormatan kepada seluruh pahlawan bangsa, baik yang tertuliskan maupun mereka yang berjuang di berbagai sektor kehidupan kebangsaan, baik perempuan dan laki-laki namun belum tertuliskan. Wakil ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin menyampaikan bahwa Komnas Perempuan berkomitmen secara rutin menggelar peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November.  

 

“Keragaman geografis dan kekayaan budaya nusantara menyimpan banyak sejarah lokal yang memuat kisah perjuangan tokoh perempuan. Sayangnya, masih banyak tokoh perempuan nusantara yang belum diketahui oleh publik. Hal ini tidak terlepas dari metode penulisan sejarah, yang hingga kini masih memaknai kepahlawanan dengan perspektif laki-laki sehingga tidak mampu menjangkau tokoh perempuan,” lanjut Mariana Amiruddin dalam sambutan webinar memperingat Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023). 

 

Komnas Perempuan telah menyelenggarakan webinar Hari Pahlawan dalam tiga tahun terakhir secara berturut-turut. Pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini mengambil tema “Mengenal Kiprah Pahlawan Perempuan Indonesia dengan Beragam Kisah Kepahlawanan” dan mengangkat lima tokoh perempuan dengan rekam juang berbeda.

 

Komisioner Komnas Perempuan Veryanto Sitohang memaparkan salah satu Perempuan yang memiliki kontribusi besar sebagai pejuang, adalah Putri Lopian, seorang pejuang tangguh dari Tanah Batak yang turut gugur di medan pertempuran bersama ayahnya Sisingamangaraja XII. Kepahlawanan perempuan lain disampaikan oleh Komisioner Dewi Kanti yaitu  Trisutji Kamal, seorang perempuan komponis yang mendunia di era Soekarno, untuk piano, flute, dan vokal. 

 

Ada pula tokoh perempuan yang punya berkontribusi besar dalam Sumpah Pemuda, yang selain memberikan pandangan dan pendapat sebagai pembicara dalam Sumpah Pemuda, juga aktif dalam menyuarakan isu-isu perempuan di berbagai aspek seperti pendidikan, hukum, dan bidang lainnya, dipaparkan oleh Dahlia Madanih selaku Koordinator Gugus Kerja Perempuan dan Kebhinnekaan Komnas Perempuan. Mereka antara lain Purnomowulan, sebagai tokoh sumpah pemuda yang berprofesi guru dan perwakilan pemuda Taman Siswa. Selanjutnya Emma Puradireja, aktif dalam berbagai organisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan. Serta Siti Soendari, yang terlibat dalam Kongres Pemuda ll, berpidato soal menanamkan rasa cinta tanah air pada laki-laki dan perempuan sejak kecil.

 

Menurut Budi Agustono, Guru Besar Sejarah Universitas Sumatera Utara, minimnya jumlah perempuan yang diberikan kehormatan sebagai Pahlawan Nasional mencerminkan bahwa Negara belum memperhatikan peran yang dimainkan oleh Perempuan. 

 

“Kementerian Sosial sebagai kementerian yang memiliki kewenangan dalam memberikan gelar pahlawan perlu meninjau ulang regulasi yang ada.  Perlu regulasi yang memudahkan para perempuan mendapatkan kuota yang cukup. Gelar tidak harus pahlawan nasional tetapi juga dapat dinobatkan sebagai pahlawan daerah, serta memberikan sosialisasi keteladanan pada masyarakat terhadap kontribusi yang telah diberikan oleh tokoh tersebut,” ujarnya. 

 

Melani Leimena yang merupakan anak pahlawan Nasional Johanes Leimena, menyatakan keprihatinan terhadap kuota pahlawan perempuan yang masih sedikit.  Saat ini baru 15 pahlawan perempuan yang disematkan sebagai pahlawan nasional, antara lain  Nyi Ageng Serang, Andi Depu, Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, Fatmawati, Kartini, Malahayati, Maria Walanda Maramis, Ruhana Kuddus, Siti Hartinah dan Siti Walidah, sehingga penting pemerintah memperhatikan jumlah kuota dalam memberikan perhatian untuk  mendorong langkah-langkah perbaikan dalam pengkajian yang dilakukan, khususnya memberikan peluang lebih besar lagi pada para pahlawan perempuan. 

 

Melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2023, Komnas Perempuan menyampaikan:

  1. Kementerian Sosial harus pro aktif mengangkat kisah Pahlawan Perempuan dan memberikan gelar Pahlawan Nasional terhadap Pahlawan Perempuan. 
  2. Pemerintah Daerah menginisiasi pengumpulan dokumen dan kisah kepahlawanan perempuan di daerah untuk disampaikan kepada pemerintah untuk mendapatkan gelar pahlawan Nasional.
  3. Guru sejarah mengenalkan pahlawan perempuan yang belum mendapatkan gelar dan kurang dikenali di masyarakat dalam kurikulum dan mata pelajaran sejarah.

 

Narahubung: Elsa (0813-8937-1400)


Pertanyaan / Komentar: