...
Berita & Pengumuman
Konferensi Internasional: Komnas Perempuan dan Lemhannas (26 November 2020)

Konferensi Internasional: Komnas Perempuan dan Lemhannas

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) telah mengadakan konferensi internasional dengan Tema “Building Grounded & Sustainable Peace: Women’s Experience in Post Conflict Situations and the Realm of Radicalism (26 November 2020). Konferensi ini dibuka oleh Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo (Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional) yang menyampaikan pemaparannya “Membangun Kembali Kehidupan, Mempertahankan Perdamaian: Kontribusi Berarti Perempuan dalam Membangun Ketahanan Nasional dan Solidaritas Global”. Sebelumnya, Andy Yentriyani (Ketua Komnas Perempuan) memberikan kata sambutan. Selain itu, secara daring I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) menyampaikan keynote speech-nya dengan judul “Pengalaman Perempuan Indonesia dalam Membangun Perdamaian: Prestasi, Tantangan, dan Memajukan Agenda.”

Kegiatan konferensi internasional ini dilaksanakan secara hybrid dengan peserta offline and online. Beberapa narasumber/ panelis menyampaikan pemaparannya secara daring. Rafendi Djamin menjadi moderator dari konferensi yang menghadirkan panelis dari dalam dan luar negeri, yaitu: Prof. Fabian Salvioli; (Pakar Internasional tentang Keadilan Transisi) yang menyampaikan narasi penting dari perspektif global kontribusi pengalaman perempuan dalam proses keadilan transisional sebagai dasar untuk membangun perdamaian. Sedangkan Dr.Mossarat Qadim (PAIMAN Alumni Trust, APWAPS’ affiliate) menyampaikan pengalaman perempuan Pakistan dalam menghadapi radikalisme dan membangun perdamaian di Asia Pasifik.

Konferensi ini juga menghadirkan ketiga narasumber dari Indonesia, seperti Prof. Dr. N. Jenny Malik, S.S., M.A. (Tenaga Ahli Pengajar Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI) yang memaparkan “Refleksi Peran Perempuan dalam Membangun Perdamaian pada Konteks Menguatkan Ketahanan Nasional”. Kedua lainnya, narasumber yang  hadir secara luring adalah Yuyun Wahyuningrum (Perwakilan Indonesia untuk AICHR) dan Alimatul Qibtiyah (Komisioner Komnas Perempuan).

Yuyun Wahyuningrum memaparkan “Hak atas perdamaian di Asia Tenggara di tengah Pandemi COVID-19: Pengalaman Perempuan”, terkait di dalamnya adalah: Bagaimana dinamika penanganan masalah hak atas perdamaian di Asia Tenggara, khususnya selama pandemic COVID-19. Sedangkan Alimatul Qibtiyah memaparkan tema “Kepemimpinan perempuan dalam Membangun Perdamaian: Transformasi dari ketahanan nasional ke ketahanan global”, termasuk di dalamnya capaian dan tantangan yang dialami perempuan Indonesia dalam konteks membangun perdamaian dan strategi untuk memajukan pembangunan perdamaian dan kepemimpinan perempuan dalam konteks global.

Setelah semua narasumber/ panelis menyampaikan pemaparannya, moderator juga membuka tanggapan dari perempuan penggagas dan pembangun perdamaian yang ada di seluruh Indonesia.

Seperti yang disampaikan pada pengantar di awal konferensi ini dimulai, maka konferensi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 20 tahun UNSCR 1325 dan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, 25 November, dan menegaskan kembali komitmen kedua lembaga terhadap implementasinya. Baik bagi Komnas Perempuan maupun Lemhannas, konferensi ini juga diselenggarakan dengan visi untuk mengemban amanah Konstitusi bagi peran proaktif Indonesia dalam membangun perdamaian dunia. Konferensi ini mendorong terjadinya pertukaran wawasan dan munculnya buah-buah pemikiran untuk mendorong percepatan pemenuhan agenda perempuan dan perdamaian. Sumbangsih pemikiran ini dimaksudkan untuk menguatkan ketahanan nasional di Indonesia, juga berkontribusi menjalankan mandat Konstitusi bagi bangsa Indonesia untuk ikut serta dalam perdamaian dunia. Termasuk di dalamnya merumuskan rekomendasi dalam memajukan implementasi agenda perempuan dan perdamaian *)

 


Pertanyaan / Komentar: