Siaran Pers Komnas Perempuan Memperingati Hari Relawan Internasional 2025

“Komnas Perempuan Tegaskan Pentingnya Relawan dalam Pencegahan Kekerasan berbasis Gender di Momentum Hari Relawan Internasional” 

Jakarta, 5 Desember 2025

Tanggal 5 Desember diperingati sebagai Hari Sukarelawan Internasional atau International Volunteer Day (IVD). Mengacu pada situs resmi PBB, Hari Sukarelawan Internasional untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial, yang lebih dikenal sebagai Hari Relawan Internasional, ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1985. Penetapan ini dituangkan dalam Resolusi 40/212 tanggal 17 Desember 1985, yang menetapkan 5 Desember sebagai Hari Sukarelawan Internasional. Sejak saat itu, peringatan ini diselenggarakan setiap tahun sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi kemanusiaan yang dilakukan para sukarelawan di seluruh dunia.

Sundari Komisioner Komnas Perempuan menyatakan, “Dalam rangka memperingati Hari Relawan Internasional, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyampaikan penghargaan dan pengakuan tinggi kepada para relawan yang berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender di Indonesia. Relawan-relawan ini merupakan bagian krusial dari ekosistem HAM Perempuan, terutama dalam mendukung akses layanan dan pemulihan bagi korban kekerasan. Relawan menjadi mitra penting dalam kerja kelembagaan Komnas Perempuan dan lembaga layanan komunitas.”

Sundari juga menyampaikan bahwa  relawan tidak sekadar pendukung operasional, tetapi juga agen perubahan sosial. Mereka membantu memperkuat jaringan layanan masyarakat mulai dari pendampingan korban hingga edukasi publik dan menjadi jembatan antara masyarakat dengan lembaga formal. Dalam sikap kelembagaan Komnas Perempuan, penguatan layanan berbasis masyarakat menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan penanganan kekerasan.

“Budaya patriarki yang masih mengakar secara turun temurun, menjadi salah satu faktor struktur penyebab kekerasan terhadap Perempuan. Karena itu, relawan yang bekerja di masyarakat berkontribusi langsung dalam menumbuhkan kesadaran kritis terhadap konstruksi gender dan relasi kuasa, serta mendorong sosial dari akar,” tegas komisioner Sundari.

Data terbaru Komnas Perempuan menunjukan bahwa kasus kekerasan berbasis gender terus menjadi tantangan serius. Pada tahun 2024, jumlah laporan kekerasan berbasis gender meningkat dibanding tahun sebelumnya tahun 2023, Komnas Perempuan menerima ribuan pengaduan kekerasan berbasis gender. Berdasarkan catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2024: Total kasus kekerasan terhadap perempuan tercatat 445.502, naik sekitar 9,77% dari tahun 2023 sebanyak 401.975 kasus.

Komnas Perempuan menyerukan kepada pemerintah, lembaga layanan dan masyarakat umum untuk meningkatkan kapasitas relawan dengan menyediakan pelatihan berkelanjutan agar relawan memiliki kompetensi peka gender dan trauma, dan dapat mendampingi korban secara aman dan profesional, serta mendukung kesejahteraan relawan dengan memberikan penghargaan formal, perlindungan keselamatan, serta dukungan psikososial untuk menjaga kesejahteraan relawan yang menghadapi beban emosional.

“Komnas Perempuan mencatatkan bahwa kerja-kerja kerelawanan justru sebagian besar dilakukan oleh lembaga berbasis layanan masyarakat, para perempuan pembela ham dan para penyintas,” tandas komisioner Dahlia Madanih.

Komnas Perempuan menyatakan komitmen untuk memperkuat sinergi dengan relawan, lembaga masyarakat dan pemerintah. Dengan memperkuat layanan berbasis masyarakat, Komnas Perempuan berharap relawan dapat berkontribusi pada penurunan angka kekerasan serta peningkatan kualitas pemulihan korban.

”Relawan bukan hanya pelaksana kegiatan sesaat. Mereka adalah mitra strategis dalam mewujudkan keadilan gender dan keselamatan Perempuan,” kata Sundari, Ketua Divisi Pemantauan.

Narahubung: Elsa Faturahmah (081389371400)