...
Siaran Pers
Siaran Pers Komnas Perempuan Mendesak Perdamaian Global

“Seruan Untuk Hentikan Kejahatan Kemanusiaan, Lindungi Warga Sipil Khususnya Perempuan, Disabilitas dan Anak-anak”

 

Jakarta, 12 Desember 2023

 

 

Komnas Perempuan menyatakan keprihatinan dan duka mendalam terhadap jatuhnya korban dari warga sipil terutama perempuan dan anak-anak di Gaza. Berdasarkan data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN OCHA, 8 /12) kurang lebih 17.177 warga Palestina meninggal dunia (70% perempuan (5.153) dan anak (7729)), serta 46.000 orang terluka,  52 ribu rumah dan bangunan rusak, 46 ribu orang terluka, 1.93 juta menjadi pengungsi di Gaza (hampir dari 85 persen populasi).  Sementara korban warga sipil di pihak Israel (1200 orang meninggal dunia, dan 5.431 terluka). Data PBB juga menyebutkan hampir 200 orang petugas medis, 102 orang staf PBB, 41 orang jurnalis, dan perempuan (pembela) hak asasi manusia menjadi korban. 

 

Situasi pelanggaran HAM, khususnya kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di wilayah ini terus memburuk, dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Situasi ini diperburuk oleh veto Amerika Serikat dan sikap abstain Inggris di Dewan Keamanan PBB atas desakan global melakukan gencatan senjata untuk jeda kemanusiaan (Jumat, 9/12). Dalam kondisi serupa ini, Gaza menjadi kuburan bagi warga sipil khususnya anak-anak dan perempuan. 

 

Komnas Perempuan mengecam sikap Negara adidaya yang justru membiarkan perang berlangsung dan korban terus berjatuhan. Penggunaan kekuatan militer berskala besar terhadap masyarakat sipil dan fasilitas kemanusiaan oleh pihak Israel tidak dapat dibenarkan atas alasan apa pun, terlebih sebagai cara untuk menyikapi aksi kekerasan oleh kelompok Hamas. 

 

Jumlah korban anak dan perempuan dalam  konflik di Gaza, telah menunjukkan pengabaian aturan Hukum Humaniter Internasional yang mengamanatkan pencegahan jatuhnya korban-korban non kombatan dan perlindungan warga sipil. Para penyintas konflik khususnya kelompok rentan, tak hanya harus kehilangan orang-orang terkasih, kehancuran harta benda, berbagai bentuk kekerasan termasuk berbasis gender melainkan juga hak-hak asasinya dilanggar. Lenyapnya akses pada pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan dan sumber ekonomi, air bersih, lingkungan hidup yang aman, merupakan pelanggaran hak-hak asasi yang paling pokok.

 

Pemantauan Komnas Perempuan atas pemberitaan media massa mencatat kedua pihak  berkonflik saling menyangkal jumlah korban. Di saat bersamaan, proses pendataan menghadapi tantangan infrastruktur yang hancur yang menghambat lalu-lintas komunikasi dan informasi dan masih banyak korban yang tertimbun bangunan-bangunan rubuh. 

 

Menyikapi situasi ini, Komnas Perempuan turut menyerukan agar menghentikan penyangkalan data korban konflik. Setiap pihak perlu memastikan penanganan yang optimal, khususnya anak-anak dan perempuan,  skema perlindungan termasuk lokasi-lokasi pengungsian untuk mencegah bertambahnya jumlah korban. Solidaritas global dibutuhkan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar para pengungsi, khususnya kelompok rentan, anak-anak, perempuan, disabilitas dan lansia

 

Komnas Perempuan juga mengkhawatirkan dampak lain dari memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, bahkan dengan penggunaan  “perang tiada henti” dan pengabaian pada hukum kemanusiaan internasional akan memicu peningkatan tindakan kebencian, ancaman, intoleransi dan bahkan serangan terorisme di berbagai belahan dunia. Karenanya, Komnas Perempuan:

 

1.     Mendukung dan mendorong Pemerintah Indonesia untuk terus menggalang dukungan global agar  segera menyepakati gencatan senjata, menghentikan perang dan memberikan bantuan kemanusiaan dengan perhatian khusus pada kelompok yang memiliki kerentanan berlapis;

2.     Mendorong pasukan keamanan internasional memberikan perlindungan maksimal kepada perempuan dan anak, termasuk perempuan (pembela) hak asasi manusia dari serangan yang mengakibatkan luka-luka dan kematian.

3.     Mengajak masyarakat Indonesia mendukung perdamaian di Palestina dan tidak terprovokasi isu kebencian dan intoleransi berbasis agama dan ras atas perang yang terjadi di Gaza.

 

 

Narahubung:

1.     Rainy Hutabarat

2.     Veryanto Sitohang

3.     Imam Nahei

 

Narahubung: Elsa (+62 813-8937-1400)

 


Pertanyaan / Komentar: