Memperingati 20 tahun Pundi Perempuan berjuang dalam Hak Asasi Perempuan, Pada
Tanggal 10 Desember 2021 Komnas Perempuan bersama Pundi Perempuan mengadakan “Talkshow Bergerak Bersama
untuk Perempuan Korban Kekerasan di Indonesia”. Talkshow ini menghadirkan
srikandi luar biasa dengan berbagai cerita inspiratif dan sumbangsih besar
dalam kemajuan Pundi Perempuan selama 20 tahun ini. Narasumber yang dihadirkan
berasal dari Ketua Pengurus Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA), Brand General Manager L’Oreal Paris
serta dari Director of Central Public
Affairs Grab Indonesia. Dalam Talkshow ini, Andy Yentriyani selaku Ketua
Komnas Perempuan menyampaikan sejarah lahirnya Pundi Perempuan. Dalam 20 tahun
Pundi Perempuan berkiprah meskipun memiliki berbagai keterbatasan, Pundi Perempuan
tetap setia dalam memberikan layanan bagi korban kekerasan. Lahirnya Pundi Perempuan
atas dasar peristiwa sejarah dan analisis dari kebutuhan para korban. Seperti yang
diketahui bersama bahwa Komnas Perempuan lahir dari tragedi kekerasan seksual
pada Mei 1998, atas dorongan publik lah lembaga Komnas Perempuan berdiri. Namun
berbagai tragedi masih terjadi baik di daerah operasi militer maupun di daerah
konflik komunal maupun etnis.
Meskipun
menurut data Komnas Perempuan Indonesia terlepas dari pusaran konflik pada
tahun 2004. Namun Indonesia masih
menghadapi berbagai konflik seperti konflik SDA, konflik agraria maupun intoleransi
dengan mayoritas terjadi pada perempuan. Seiring terjadinya konflik, kedatangan
gerakan perempuan Maluku ke Komnas Perempuan untuk meminta keadilan menjadi inisasi
bagi Komnas Perempuan untuk menggalakkan dana melalui jaringan kerelawanan agar
donasi tersebut dapat membantu gerakan perempuan. Penggalangan dana yang tersisa
inilah yang akhirnya dikelola oleh Komnas Perempuan. Hingga kemudian
tebentuklah gerakan filantropi yaitu Pundi Perempuan yang bertujuan membantu
lembaga layanan yang ada di Indonesia.
Komnas
Perempuan mengupayakan agar Pundi Perempuan membantu lembaga layanan melalui model
konsolidasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintahan sehingga memudahkan
untuk mengakses dana bantuan hukum. Meskipun kapasitas untuk melayani para
korban saat ini tidak sebanding dengan laju pelaporan kasus yg terjadi. Diantaranya
yakni hanya sekitar 7% kebijakan daerah yang benar-benar menopang visum gratis
atau kurang dari 30% rumah aman yang difasilitasi oleh pemerintah. Namun
setidaknya marilah peringatan 20 tahun ini sebagai perayaan bagi perjuangan dan
solidaritas kita atas dukungan kita selama ini kepada para korban.
Kamala Chandrakirana selaku Ketua Pengurus Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA) juga menyampaikan bahwa berdirinya Pundi Perempuan memang terdapat kebutuhan, keberanian serta tekad untuk menjawab persoalan-persoalan masyarakat diantaranya insiatif atas kasus perempuan Maluku dan kasus yang terjadi pada perempuan Timor Leste yang mengalami kekerasan pasif. Perjalanan 20 tahun tentunya menghadapi berbagai tantangan. Bahkan awal berdirinya Pundi Perempuan tidak ada jaminan sustainability akan terus berlanjut. Namun semangat kolektif perempuan dan evaluasi kinerja Pundi Perempuan yang mengantarkannya sampai saat ini. Dukungan korporasi pun juga bepengaruh besar dalam perjalanan Pundi Perempuan. Korporasi berperan dalam memberikan bantuan bagi pemberi layanan agar terus dapat memenuhi hak-hak para korban. Karena meskipun terdapat UU Penghapusan KDRT namun faktanya tidak ada perubahan sistemik bagi pemberi layanan karena dana yang disediakan negara untuk mengimplementasikan UU ini tidak sampai kepada pemberi layanan. Sedangkan terdapat ketidakseimbangan antara laporan dengan kapasitas melayani. Sehingga harapannya Pundi Perempuan dapat terus merawat perempuan. Karena tidak hanya darurat kekerasan seksual namun juga sistem penanganan kekerasan seksual tersebut.
Maria Adina selaku Brand General Manager
L’Oreal Paris menyampaikan bahwa kecantikan perempuan dapat melalui segala
aspek. Namun semangat perempuan, solidaritas perempuan itulah yang sejatinya
juga disebut kecantikan. Kesetaraan hak perempuan sangatlah penting untuk terus
kita dukung. Karena misi Brand ini yaitu
Women empowerment agar terdapat perubahan
di masyarakat bahwa perempuan memiliki kecantikan di segala aspek. Selain itu
bagaimana agar kita terus memberikan ruang aman bagi perempuan. Dengan melalui
pelatihan metode 5D yang kita berikan kepada 100 ribu orang harapannya siapapun yang
melihat pelecehan terhadap perempuan dapat bereaksi dan menghentikan tindakan
tersebut. Sehingga tidak menimbulkan hal yang traumatis bagi korban. Mengingat
berdasarkan survei yang kami lakukan pada 1200 orang lebih di
seluruh Provinsi Indonesia. Lebih dari 82% perempuan di atas umur 15 tahun
pernah pelecehan seksual di ruang publik.
Dan masyarakat masih menormalisasi hal ini. Melalui kerjasama dengan Pundi
Perempuan inilah kita juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat baik melalui
pembentukan rumah aman ataupun konseling
untuk memerangi kekerasan seksual di ruang publik.
Tirza
R. Manusamy selaku Director of Central
Public Affairs Grab Indonesia juga menyampaikan bahwa menyediakan
transportasi aman untuk semua kalangan khususnya perempuan menjadi salah satu
misi utama bagi perusahaan ini. Dalam perusahaan ini terdapat kode etik yang
sejatinya sudah mengadopsi RUU TPKS yang tentunya terdapat konsekuensi bagi yang
melanggar baik dari mitra, pengemudi maupun karyawan. Selain itu juga terdapat
pelatihan khusus bagi mitra pengemudi yang harapannya dapat membantu memberikan
perlindungan bagi perempuan. Sehingga, jika terdapat pengaduan pelecehan kami
juga telah memiliki tim yang terlatih dalam menghadapi kasus tersebut dan agent
dalam merespon kasus tersebut. Melalui kerjasama dengan Pundi Perempuan inilah
kami ingin menggunakan teknologi demi kebaikan termasuk bagi perempuan. Sehingga
dapat membuka ruang partisipasi seluas-luasnya agar masyarakat sadar betapa
pentingnya memberikan perlindungan bagi perempuan.