Dalam rangka menyambut bulan bahasa dan untuk melestarikan Bahasa Ibu Nusantara, Komnas Perempuan mengadakan workshop bertajuk “Membincang Kondisi Kebhinnekaan, Keberagaman Indonesia dan Upaya Melestarikan Bahasa Ibu Nusantara pada Kamis (25/7/2024) di Jakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Kampanye Bhinneka Itu Indonesia dan melibatkan jaringan muda, pelaku budaya, serta seniman.
Dalam kegiatan ini Komnas Perempuan mengajak para peserta mengenali beragam bahasa ibu nusantara dari para pelaku budaya, juga memberikan pelatihan tentang bagaimana mempopulerkan bahasa ibu nusantara melalui platform sosial media.
Saviera Zulykha Ajeng selaku Duta Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta 2023 yang menjadi salah satu narasumber memberikan tips-tips membuat konten terkait bahasa ibu nusantara dan mengajak berdiskusi bagaimana melestarikan Bahasa Ibu Nusantara di zaman sekarang. Dalam pemaparannya, Ajeng menyampaikan bahwa bahasa ibu perlu dituturkan karena jika malu dengan bahasa daerah sendiri, lama-kelamaan akan berkurang penggunaan bahasa daerah dan semakin sedikit yang menguasainya.
“Penting sekali penggunaan Bahasa Ibu dengan bahasa daerah tadi supaya anak antusias dengan Bahasa Ibu, Bahasa Daerah,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengenalkan Trigatra Bangun Bahasa yang berbunyi “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing”. Seruan ini menjadi pengingat bagi para generasi penerus agar bisa berperan dalam melestarikan Bahasa Daerah, Bahasa Ibu Nusantara.
Tidak ada yang mudah dalam melakukan sesuatu begitu juga dengan menguasai bahasa daerah, kesalahan pun tak akan luput dalam sebuah pembelajaran, namun hal tersebut jangan sampai menjadi penghambat ketika ingin berbicara menggunakan bahasa daerah. Seperti itulah yang dirasakan juga oleh Ajeng, justru ketika tidak ada seseorang yang menegur maka tidak akan tahu apakah bahasa tersebut sudah benar atau salah.
“Ketika saya menggunakan bahasa Jawa maka akan ada yang memberikan pembenaran itulah yang sebenarnya penting ketika menggunakan bahasa daerah harus ada yang membetulkan, tetapi kalau kita takut menggunakan bahasa daerah, kita juga lama-lama tidak tahu yang betul itu yang mana,” Tutur Ajeng.
Selain itu, pelestarian Bahasa Ibu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya seperti pengadaan festival bahasa dan budaya, berdiskusi dalam program komunitas, serta pemanfaatan media sosial dengan menggunakan tata krama yang baik seperti menghargai perbedaan, menyaring informasi dan tidak menyebarkan hoaks, tetap menjaga informasi pribadi dan banyak cara lainnya.
Berita oleh Salsabila Ananda Nurhaliza