Kamis, (12/10/2023) Wakil Ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin, bersama Sub Komisi Pemulihan Komnas Perempuan melakukan kunjungan ke Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua. Kunjungan Komnas Perempuan ini diterima langsung oleh Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey beserta para staff Komnas HAM Perwakilan Papua. Mariana Amiruddin menyampaikan, kunjungan ini bertujuan untuk mendapatkan update perkembangan situasi kekerasan di Papua serta penanganannya baik di tingkat Pemerintah Papua maupun di tingkat Nasional. Hal ini penting dilakukan Komnas Perempuan mengingat eskalasi kekerasan yang terjadi di Papua mempengaruhi situasi perempuan dan masyarakat Papua secara keseluruhan. Eskalasi kekerasan ini juga mempengaruhi kehidupan mereka termasuk dalam mengakses layanan untuk pemulihan perempuan korban kekerasan dan layanan publik lainnya dalam kerangka pemenuhan hak-hak warga negara.
Menurut Frits, Papua memang bukan daerah konflik, tetapi rawan konflik. Letupannya bisa terjadi kapan saja. Spot-spot kekerasan sporadis terjadi di mana-mana. Salah satu staf Komnas HAM Perwakilan Papua menambahkan, di Papua isu kesehjahteraan dan ideologi saling berkait kelindan sehingga letupan kerap terjadi. Merespons situasi tersebut, Komnas HAM Perwakilan Papua telah melakukan berbagai langkah strategi dalam upaya menghadirkan ruang keadilan serta pemulihan bagi masyarakat Papua. Salah satunya yaitu bersama Univesritas Cendrawasih mengadakan trauma healing bagi pengungsi di Yapen dan Maybrat.
Komnas Perempuan dalam kunjungan ini juga menyampaikan terkait pemantauan penerapan keadilan restoratif yang telah dilakukan bersama mitra pemantau di Papua. Selain itu, Komnas Perempuan juga menyampaikan upayanya dalam mendorong integrasi layanan HIV/AIDS dan kekerasan terhadap perempuan di Papua. Hal ini dilakukan mengingat layanan HIV dan kekerasan terhadap perempuan dinilai masih parsial dan terpisah. Salah satu staff Komnas HAM Perwakilan Papua menyampaikan, isu kekerasan terhadap perempuan hampir sama dengan di Jakarta, perbedaannya ada dimensi kekerasan yang terjadi di masyarakat adat sehingga penanganannya banyak menggunakan mekanisme adat. Terkait layanan HIV/AIDS, menurut Komnas HAM, pendekatan komunitas seperti gereja cukup efektif dilakukan di Papua. Masukan ini penting bagi Komnas Perempuan dan merupakan bagian dari dukungan untuk merumuskan penyikapan serta rancangan rencana tindak lanjut kerja-kerja Komnas Perempuan di Papua kedepan.